Pages

.:: Yakin pengen jadi artis? ::.

Saya suka banget tuh kalo disuruh nonton sama yang namanya sinetron, kenapa? Karena bagus (jiiiaaahhh -_-). Hahaha, kalo kita jeli nontonnya, sadarkah kalian (wuezzz) kalo pemain-nya selalu baru? Iya! Pasti baru. Kenapa? Supaya kita sebagai audience enggak bosen and makin cinta sama acara itu.
Talking-talking tentang artis baru, banyak juga ternyata anak-muda yang ngebet banget pengen jadi artis. Ada banyak motif sebenernya, mulai dari cuma sekedar pengen terkenal, dan ada juga yang buat bantu orangtua. Sebenernya, buat jadi seorang artis itu gampang-gampang-susah, dan bakal teramat sangat susah apalagi yang, yaaah, cuma modal tampang. Kenapa? Karena dunia entertainment itu kejam. Oke kalian boleh lah wajah mulus, badan oke, tapi, ada bakat-kah? Kalau nggak ada, you better stay away karena disunia entertain, yang utama adalah bakat. Jadi buat yang ngebeeet banget pengen jadi artis, siapkan dulu bakat kalian, tanpa bakat, sorry :)

.:: Andai Saja ::.

Beberapa hari yang lalu saat mengantarkan adik saya yang masih lucu, imut, dan menggemaskan untuk bersekolah menggunakan motor bebek, sebuah motor Ninja yang besar nan jumawa, dengan gagahnya menyalip kendaraan saya dengan kecepatan yang bisa membuat serangan jantung dan meninggal seketika bagi apa saja yang dilewatinya (semoga nggak adaaa). Saya yang saat itu sedang menyetir sambil ditemani lagu seriosa berdendang lewat headset-pun, nyaris lose control dengan kendaraan sendiri, langsung saja hajar bleh, segala penghuni kebon binatang keluar dengan manisnya lewat bibir nan eksotis ini. Bagaimana tidak, haahh !?!?
Setelah dipikir-pikir juga, masa naik Ninja nggak cepet, apa kata tetangga, ya kan ?
Ngomong-ngomong soal jalan cepet, baru-baru aja, Fisikawan kondang yang suka banget duduk manis di kursi roda tercintanya, berkata bahwa kita bisa saja pergi ke masa depan. Yup, si Stephen Hawking berkata, cukup dengan berjalan atau berkendara dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, yaitu sekitar 900 km/detik selama 1 minggu, ucapkanlah "Hai" pada 100 tahun di masa depan.
Tapiii, ajegileeee ! 900 km/detik naek apa'an ching ??? -_-
Tapi ada benarnya juga Stephen Hawking, semakin cepat kita melaju, semakin lambat pula waktu di sekitar kita, jadi karena waktu kita melambat sedangkan diluar sana waktu berjalan normal, kita-pun dapat ke masa depan.
Waah, kalau bisa memang ada kendaraan yang berjalan 900 km/detik, saya mau pergi melihat dengan siapa saya menikah dan bagaimana kehidupan saya di masa depan. Andai aja ada ya, eh, udah ada belom ya kendaraannya ?
Hahaha, bagaimana ni temen-temen, mau kemana nih kalau ada kendaraan seperti itu ?
Selamat hari ini teman :)

.:: I Love You So Bad ::.

Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke sebuah kota yang kalo kata orang, adalah kotanya raja tega, Jakarta, kota dimana segelas es jeruk bisa mencapai harga Rp 8.000,- dan roti unyil Rp 2.000,- per-biji. Bandingkan dengan Semarang, kota nan adem ayem tentrem, bisa dihajar massa kalau es jeruk pinggir jalan seharga Rp 8.000,- (Semarang ada nggak sih ?). Berhubung saya orang Semarang yang tiap hari nggak pernah liat gedung yang tinggi nan megah, terbengonglah saya. What a big city, huh ? Mumpung di Jakarta, saya nyempatin diri jalan-jalan ke Blok M, naaah, ngomong-ngomong tentang Blok-M, beberapa hari yang lalu juga, ada pesulap + penghipnotis, yup, it's Uya Kuya, yang mampir dan menghipnotis satu keluarga, Bapak, Ibu, dan Anak Perempuan. Saat dihipnotis, sang Anak dengan lantang dan tanpa babibu plus tanpa dosa dengan bangganya berkata bahwa dia adalah anak pungut (jleegaaaarr !!). Sontak si Bapak tadi pingsan dan si Ibu menangis. Kok ada gitu ya anak yang cuma gara-gara tampang oke dibanding orang tuanya yang bagi si Anak kurang oke, dan hidup dari Ayah yang bekerja sebagai supir, lalu merasa bahwa dia anak pungut (anak macam apa kamu nak ??). Saya langsung teringat dengan cerita Malin Kundang, dikutuk jadi tiang bendera tau rasa loe. Saya langsung jadi ingat Bapak dan Ibu saya. Walau saya dan mereka tidak bergelimang harta melimpah, apartemen sana-sini, emas satu gudang (amiiiinn >_<), tapi saya bahagia bisa mempunyai mereka dan adik saya. Without them, what will i be ? Jadi, buat temen-temen, come, remember what have our family gave to us, bring that love again, nggak peduli apa pekerjaan atau keadaan mereka, karena without them, kita nggak akan pernah ada, jadi, bagaimana temen-temen ? Selamat hari ini :)

.:: Ini akibatnya kalaauu ::.

Jujur sampai sekarang saya takjub, kagum, dan terkesima dengan angka penjualan sepeda motor di Indonesia. Model yang selalu baru dan permintaan yang tinggi membuat bisnis ini manis semanis wajah saya :D~
Bagaimana tidak, di Semarang saja, hampir di beberapa sudut kota mulai terkena macet dan kemacetan didominasi oleh motor-motor dengan merk A, B, C dengan asap knalpot yang cukup untuk fogging kampung yang bertujuan untuk pemberantasan sarang nyamuk.
Akhir-akhir ini juga, hot issue yang sudah lama dan masih berkembang adalah Global Warming. Karena dia, cuaca jadi nggak nentu dan level permukaan air naik. Saya sempat nonton di National Geographic Channel bahwa es di Antartika (bukan kutub utara yaa) juga ikutan mencair. Emangnya, sebegitu parahkah keadaan global kita ?
Menurut orang pintar selain dukun, ya, memang separah itu.
Tapi, apa sih dampaknya ? Kita semua pasti sudah tau dan nggak perlu bahas dampaknya satu-satu, karena saya yakin, server Blogger takkan mampu menampung banyaknya posting tentang dampak tadi.
Tapi, apakah temen-temen sudah siap nih terhadap dampak dari si Global Warming yang berujung bagi rusaknya keseimbangan dunia secara global ?
Kalo saya, mmm, siap nggak siap deh, 'cuz saya sendiri belom beli rumah sendiri.

.:: Aku, yaaaa, aku ! ::.

Sering banget aku nonton program-program musik di stasiun-stasiun televisi swasta. Konsep yang ditawarkan aku akui segar, enak, dan (kadang) tidak membosankan. Tapi, dari semua hingar bingar para artis tamu, MC, sorot lampu dan teriakan sana-sini, ada satu hal, yang, kok kayaknya ada yang "eehh" nih. Buat aku, para penonton itulah yang tampak "gimana" di mata saya. Tarian mereka, gaya mereka, cara berpakaian mereka, kok heboh banget ketimbang artis tamunya. Terlepas apakah mereka dibayar atau tidak, i don't care, tapi yang jadi concern-ku, apa iya mereka itu "mereka" yang sebenarnya? Aku juga punya temen, persis seperti mereka, agak alay (ada sebutan lain nggak sih?), happy outside, sad inside. Dia laki-laki dan anggap saja namanya Mesa. Dia sempat putus-nyambung dengan pacarnya, hanya karena di mata pacarnya, Mesa adalah (maaf) banci karena ke-alay-an Mesa tadi. Aku sempat bilang, kenapa sih harus alay, can you just act like what normal boy act? Dia cuma bisa geleng-geleng kepala, kenapa? Karena buat dia, inilah dia, emang ini sifatnya, yang selalu heboh, ceria, lebay, and cerewet. Kalo nggak gitu, bukan Mesa namanya. Yaaah, what can i do? Kalo orang Jawa bilang udah gawan bayi (bawaan lahir). Aku juga cuma bisa bilang, ya udah, kalo itu emang kamu, just be your self. Mungkin beberapa perempuan putus-nyambung karena nggak betah ocehanmu atau memang belum cocok sama kamu, kalo waktunya udah datang, pasti perempuan itu bakal datang. Jadi pesanku, nggak usah lah, kita ini berusaha jadi orang lain, just remember this,

"There's only one YOU on this planet. Don't waste your time, trying to be someone"

Kalo misalkan kamu ini one of the alayers, nggak masalah kok, ada yang benci kamu karna alay? Nggak masalah juga, ingat juga kalau your haters are your biggest fan, 'cuz they talk about you all the time and make you the center of their lives. Just be your self! Hahaha :D
(Kok malah bahas alayers sih o_O).